Free Widgets

Minggu, 27 Mei 2012

ACEH LOêN SAYANG


Aneh memang jika di Negeri Syariat Islam seperti di Provinsi Aceh ada maksiat khalwat yang terselubung dan sangat tertutup. Mungkin atau tidak mungkin banyak muda mudi di Aceh yang melakukan khalwat. Timbul pertanyaan, siapa dan kenapa?
Perbuatan kita sekarang sudah kebanyakan melencang dari perbuatan yang di suruh olen Baginda Nabi Muhammad SAW. Apa perbedaanya? Kalau Nabi makan sedikit, tapi kita sedikit-sedikit makan. Kemudian kalau Nabi sedikit marah, tapi kita sedikit-sedikit marah. Kalau Nabi mengorbankan harta untuk agama Islam, tapi kita sering mengorbankan Agama Islam untuk mendapatkan harta. Itu sebagian perbedaaan yang telah kita langgar dan sebenarnya kita harus banyak intropeksi diri lagi.
Ada banyak pelanggar Syariat Islam di Aceh yang bertebaran dan mereka berjilbab. Ini sebuah fenomena di Aceh yang telah menerapkan Syariat Islam. Semakin ada Syariat Islam, maka semakin banyak yang berbuat maksiat, tidak bisa dalam dunia nyata, maka dalam dunia maya pun semakin menjadi-jadi, seperti yang kebanyakan kita lihat sekarang di jejaring sosial FACEBOOK, banyak muda mudi Aceh yang memajang ouratnya bahkan ada yang  memakai jilbab tapi tidak memakai baju cuma yang dipakek dalaman saja, subhanallah.. beginilah daerah yang sekarang terkenal dengan daerah syariat Islam. Bukan saya menolok syariat Islam di Aceh tapi saya lebih condrong dalam menerapkan syariat Islam dari diri kita masing-masing bukan dengan cara membagi jilbab gratis dijalan, tapi dengan cara belajar ilmu agama yang mapan dan tidak cukup dengan pelajaran agama yang diajarkan disekolah tapi mari kita ramaikan pondok-pondok pasantren yang ada di sekitar kita.
Aceh Berbeda dengan Malaysia dan Singapura. Dua negara itu tidak ada penerapan Syariat Islam, tapi hukuman cambuk, hukuman gantung tetap ada. Hukuman Cambuknya-pun “hana cilet-cilet” seperti di Aceh. Hal ini harus diperhatikan oleh semua pihak bahwa penerapan Syariat Islam di Aceh belum optimal.
Sebelum Syariat Islam diterapkan di Aceh yaitu sebelum tahun 2001 lalu, budaya dan adat ke Islaman Aceh masih kuat. Bicara khalwat tidak sembarang bicara dan itu AIB, apalagi sebut-sebut zina. Namun setelah ada Syariat Islam justru bahasa khalwat sudah sering di dengar.
Khalwat itu identik dengan zina. Bahasa ini terkesan "NGETREN" dikalangan anak-anak muda di Aceh. Banyak muda mudi sekarang melakukan perbuatan yang melanggar syariat seperti ciuman, raba-raba itu mungkin sudan biasa bagi yang pacara dan akhirnya terjadi hal yang lebih besar alasan mereka melakukannya kenapa, pati alasannya adalah karena ingin coba-coba (maksiat KOK coba-coma).
Yang mana sekarang di daerah serambi mekkah sudah ada tempat-tempat BURGER seperti di kawasan Jl. Daud Bereueh BNA, yang menyediakan perempuan berjilbab dan merokok, berpakaian ketat dan melakukan pesanan laki-laki dengan istilah “short time” ditempat. Ada juga yang sedang mabuk minuman keras, Wah kok bisa ya...
Subhanallah.... mudah-mudahan tanah Serambi Mekkah kedepannya kan jauh dari maksiat, tolong para ulama, umara dan masyarakat memperhatikan/menjaga syariat Islam di tanah Serambi Mekkah tercinta ini.
Aqidah tayoê jaga,
Syariat tayaê peulihara,
Aneuk miêt cuêt-cuêt bêk gadoêh bak parabola,
Mari tajak bêût tuha nğen muda,
Supaya dalam nanggrou Aceh bêk na lê ureng yg pubuêt murka.
By Aneuk Bangsa.
Tengkiu Ash_Shegly






1 komentar:

  1. Assalamualaikum wr wb...
    Tmksh...saudaraku, tulisan akhy baik sekali...
    mari kita berdoa moga Aceh akan berubah,
    walau sy tinggal di Jakarta, tetapi sy sangt prihatin dgn Aceh tanah kelahiran sy...
    mari kita bergandengn tangan memerdekakan Aceh dari kemaksiatan. jgn sampai tsunami yg hrs menegur kembali.

    BalasHapus