langsung saja tu de poin okey ? :
1. Jilbab tidak menarik. Jawabnya
seorang wanita muslimah harus sudi menerima kebenaran agama Islam, dan tidak
mempermasalahkan senang atau tidak senang. Sebab rasa senangnya itu diukur
dengan barometer hawa nafsu yang menguasai dirinya.
2. Takut durhaka kepada orang tuanya
yang melarangnya berpakaian jilbab. Jawabnya adalah Rasulullah SAW telah
mengatakan agar tidak mematuhi seorang makhluk dalam durhaka kepada-Nya.
3. Tidak bisa membeli pakaian yang
banyak memerlukan kain. Jawabannya, orang yang mengatakan alasan seperti itu
adalah karena (pertama) ia benar-benar sangat miskin sehingga tidak mampu
membeli pakaian Islami. Atau (kedua) karena dia Cuma alasan saja, sebab ia
lebih menyukai pakaian yang bugil sehingga tampak lekuk tubuhnya atau paha
mulusnya bisa kelihatan orang.
4. Karena merasa gerah dan panas.
Jawabannya, wanita muslimah di Arab yang udaranya lebih panas saja mampu
mengenakan pakaian Islami, mengapa di negara lainnya tidak? Dan orang yang
merasa gerah dan panas mengenakan pakaian Islami, mereka tidak menyadari
tentang panasnya api neraka bagi orang yang membuka aurat. Syetan telah telah
menggelincirkan, sehingga mereka terasa bebas dari panasnya dunia, tetapi
mengantarkannya kepada panas api neraka.
5. Takut tidak istiqamah. Mereka melihat
contoh wanita muslimah yang kurang baik ‘Buat apa mengenakan jilbab sementara,
Cuma pertama saja rajin, nanti juga dilepas’. Jawabannya adalah mereka
mengambil sample (contoh) yang tidak cocok, bukan wanita yang ideal (yang
istiqamah) menjalankannya. Ia mengatakan hanya untuk menyelamatkan dirinya. Dan
ia tidak mau mengenakan jilbab karena takut tidak istiqamah. Kalau saja semua
orang berfikir demikian, tentunya mereka akan meninggalkan agama secara
keseluruhan. Orang tidak akan shalat sama sekali karena takut tidak istiqamah,
begitu pula puasa dan ibadah lainnya.
6. Takut tidak laku kimpoi, jadi selama
ia belum menikah, maka ia tidak mengenakan jilbab. Jawabannya, adalah ucapan
itu sebenarnya tidak sebenarnya. Justru berakibat buruk pada dirinya sendiri.
Sesungguhnya perkimpoian adalah nikmat dari Allah yang diberikan kepada siapa
saja yang dikehendaki. Sebagian besar orang audah meyakini bahwa jodoh di
tangan Tuhan. Betapa banyak gadis yang berjlbab dan menutup aurat dalam
berbusana tetapi lebih cepat mendapatkan jodoh dibandingkan mereka yang
berpakaian seksi. Karena wanita yang menyukai pakaian seksi akan dijadikan
permainan bagi laki-laki iseng.
Gadis-gadis
berpakaian seksi dipandang sebagai gadis murahan. Sesungguhnya suami-suami yang
menyukai wanita-wanita yang berpakaian ‘berani’, setengah bugil atau beneran,
membuka aurat dan bermaksiat kepada Allah adalah bukan tipe suami yang baik,
yang shalih dan berjiwa besar. Ia tidak punya rasa cemburu sama sekali terhadap
larangan-larangan Allah dan tidak dapat memberikan pertolongan kepada isterinya
kelak. Jadi jika wanita yang menyukai pakaian seksi atau melepaskan jilbab
dengan tujuan mendapatkan jodoh yang baik, maka hal itu sungguh merupakan suatu
kebodohan.
7. Menampakkan anugerah tubuh yang indah
atau ingin menghargai kenikmatan yang diberikan Allah kepadanya. Jawabnya
menghargai atau bersyukur itu dengan porsi yang benar. Bersyukur itu dengan
mengahrgai perintah-Nya, yakni menjaga aurat, bukan dengan mengobralnya.
8. Belum mendapat hidayah, jilbab itu
ibadah. Jika Allah memberi hidayah, pasti kami akan mengenakannya. Jawabnya,
Allah menciptakan segala sesuatu itu ada sebab-sebabnya. Misalnya orang yang
sakit jika ingin sembuh hendaknya menempuh sebab-sebab bagi kesembuhannya.
Adapun sebab yang harus ditempuh adalah berikhtiar dan berobat. Sebab orang
kenyang karena makan, dsb. Maka demikian pula orang yang ingin mendapatkan
hidayah itu harus menempuh sebab-sebab datangnya hidayah yakni dengan mematuhi
perintah-Nya mengenakan jilbab.
9. Belum waktunya. Sebagian ada yang
berkata bahwa mengenakan jilbab itu harus tepat waktunya, misalnya karena masih
anak-anak atau masih remaja. Ada yang akan mengenakannya jika sudah tua. Atau
jika sudah menunaikan ibadah haji. Jawabnya adalah alasan mengulur-ulur waktu
itu hanyalah sebagai sekedar dalil pembenaran saja. Itu sama artinya dengan
orang yang menunda-nunda shalat, menunggu sampai ia berusia tua. Apakah kita
tahu kapan kita akan meninggal dunia? Sedangkan mati itu tidak mengenal usia,
tua maupun muda.
10. Tidak mau dianggap sebagai orang
yang mengikuti golongan tertentu. Jawabannya, bahwa anggapan ini karena
dangkalnya pemahaman terhadap Islam atau karena dibuat-buat untuk menutupi diri
agar tidak dituduh melanggar syari’at. Sesungguhnya di dalam Islam itu hanya
ada dua golongan, yaitu golongan Hizbullah, golongan yang senantiasa menaati
perintah Allah dan golongan Hizbus Syaithan, yakni golongan yang melanggar
perintah Allah.
ref: kaskus.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar