ACEH
LOêN SAYANG
Aneh memang jika di
Negeri Syariat Islam seperti di Provinsi Aceh ada maksiat khalwat yang
terselubung dan sangat tertutup. Mungkin atau tidak mungkin banyak muda mudi di
Aceh yang melakukan khalwat. Timbul pertanyaan, siapa dan kenapa?
Perbuatan kita sekarang
sudah kebanyakan melencang dari perbuatan yang di suruh olen Baginda Nabi
Muhammad SAW. Apa perbedaanya? Kalau Nabi makan sedikit, tapi kita
sedikit-sedikit makan. Kemudian kalau Nabi sedikit marah, tapi kita
sedikit-sedikit marah. Kalau Nabi mengorbankan harta untuk agama Islam, tapi
kita sering mengorbankan Agama Islam untuk mendapatkan harta. Itu sebagian perbedaaan
yang telah kita langgar dan sebenarnya kita harus banyak intropeksi diri lagi.
Ada banyak pelanggar
Syariat Islam di Aceh yang bertebaran dan mereka berjilbab. Ini sebuah fenomena
di Aceh yang telah menerapkan Syariat Islam. Semakin ada Syariat Islam, maka
semakin banyak yang berbuat maksiat, tidak bisa dalam dunia nyata, maka dalam
dunia maya pun semakin menjadi-jadi, seperti yang kebanyakan kita lihat
sekarang di jejaring sosial FACEBOOK, banyak muda mudi Aceh yang memajang
ouratnya bahkan ada yang memakai jilbab
tapi tidak memakai baju cuma yang dipakek dalaman saja, subhanallah.. beginilah
daerah yang sekarang terkenal dengan daerah syariat Islam. Bukan saya menolok
syariat Islam di Aceh tapi saya lebih condrong dalam menerapkan syariat Islam
dari diri kita masing-masing bukan dengan cara membagi jilbab gratis dijalan,
tapi dengan cara belajar ilmu agama yang mapan dan tidak cukup dengan pelajaran
agama yang diajarkan disekolah tapi mari kita ramaikan pondok-pondok pasantren
yang ada di sekitar kita.
Aceh Berbeda dengan
Malaysia dan Singapura. Dua negara itu tidak ada penerapan Syariat Islam, tapi
hukuman cambuk, hukuman gantung tetap ada. Hukuman Cambuknya-pun “hana cilet-cilet”
seperti di Aceh. Hal ini harus diperhatikan oleh semua pihak bahwa penerapan
Syariat Islam di Aceh belum optimal.
Sebelum Syariat Islam
diterapkan di Aceh yaitu sebelum tahun 2001 lalu, budaya dan adat ke Islaman
Aceh masih kuat. Bicara khalwat tidak sembarang bicara dan itu AIB, apalagi
sebut-sebut zina. Namun setelah ada Syariat Islam justru bahasa khalwat sudah
sering di dengar.
Khalwat itu identik
dengan zina. Bahasa ini terkesan "NGETREN" dikalangan anak-anak muda
di Aceh. Banyak muda mudi sekarang melakukan perbuatan yang melanggar syariat
seperti ciuman, raba-raba itu mungkin sudan biasa bagi yang pacara dan akhirnya
terjadi hal yang lebih besar alasan mereka melakukannya kenapa, pati alasannya
adalah karena ingin coba-coba (maksiat KOK coba-coma).
Yang mana sekarang di
daerah serambi mekkah sudah ada tempat-tempat BURGER seperti di kawasan Jl.
Daud Bereueh BNA, yang menyediakan perempuan berjilbab dan merokok, berpakaian
ketat dan melakukan pesanan laki-laki dengan istilah “short time” ditempat. Ada
juga yang sedang mabuk minuman keras, Wah kok bisa ya...
Subhanallah.... mudah-mudahan
tanah Serambi Mekkah kedepannya kan jauh dari maksiat, tolong para ulama, umara
dan masyarakat memperhatikan/menjaga syariat Islam di tanah Serambi Mekkah
tercinta ini.
Aqidah
tayoê jaga,
Syariat
tayaê peulihara,
Aneuk
miêt cuêt-cuêt bêk gadoêh bak parabola,
Mari
tajak bêût tuha nğen muda,
Supaya
dalam nanggrou Aceh bêk na lê ureng yg pubuêt murka.
By Aneuk Bangsa.
Tengkiu Muhammad Ash_Shegly
Tidak ada komentar:
Posting Komentar